Senin, 03 Oktober 2011

Seleksi Diri Dalam Pencalonan Perempuan Berdasarkan Perspektif Gender


Tahapan terpilih pada jabatan legislative salah satunya adalah melalui seleksi diri,yang berkaitan dengan psikologis.Dalam seleksi diri,ada tiga faktor yang berpengaruh,ambisi personal,peluang jabatan, dan gerakan yang berpusat pada kepentingan perempuan. Dalam beberapa kasus yang terjadi di pemilukada Jawa Timur yang melibatkan kandidat perempuan,ketiga konsep ini sangat terikat satu sma lain sebagai proses dalam menjelaskan setiap kasus yang terjadi.Pertama, ambisi personal, bagi perempuan mungkin sulit tetapi ini sebagai tahapan mendapatkan representasi politik.Ambisi personal menjadi modal awal sebagai motivasi yang melatarbelakangi semangat perempuan untuk ikut serta dalam pemilukada.Seorang perempuan akan berusaha untuk masuk ke dalam lingkar sumber kekuasaan manakala ia sadar bahwa ia perlu berada disana untuk memperjuangkan kebutuhannya sebagai seorang perempuan.Contoh: Pemilukada Sidoarjo 2010 (Emy Susanti). Kedua,peluang jabatan.Seorang perempuan tak cukup hanya mengandalkan ambisi personal saja untuk meraih sumber kekuasaan,namun ia harus mampu melihat sebarapa besar peluang yang ia miliki untuk menang,salah satunya adalah dengan mempersiapkan posisi apa yang bisa mempermudah langkahnya untuk meraih sumber kekuasaan.Seorang perempuan harus mengkaji bahwa peluang dan keinginannya dalam mendapatkan jabatan dipengaruhi oleh kesempatan dan perannya dalam ligkungan politik ketika ia menjadi kandidat politik & estimasi sumber-sumber, sehingga ia bisa lebih mudah dalam mengkampanyekan dirinya.Contoh: Pemilukada Kediri 2010 (Dua istri bupati incumbent saling bersaing). Selanjutnya adalah gerakan yang berpusat pada kepentingan perempuan.Kedua modal diatas harus mampu didukung oleh bukti nyata dalam mengkampanyekan dirinya,salah satu caranya adalah dengan mengkondisikan dirinya pada gerakan yang mengutamakan perempuan.Ini dimaksudkan agar melalui gerakan yang ada maka isu-isu perempuan dapat lebih ditonjolkan dan nantinya mampu meningkatkan nilai tawar perempuan dalam ranah politik.Contoh kongkritnya adalah kiprah Tri Risma Harini dalam pilwali Surabaya. Menekankan pada ambisi personal sebagai seorang aktivis perempuan ia merasa perlu untuk maju sebagai calon walikota karena ingin memperjuangkan hak-hak perempuan di kota Surabaya secara lebih nyata.Karena hanya dengan berada dalam sumber kekuasaan ia mampu merumuskan kebijakan tentang perempuan.Ini dibantu dengan peluang jabatan yang ia punyai sebagai seorang aktivis dan orang birokrasi.Kemudian secara nyata merumuskan program kerja yang menekankan pada gerakan yang berpusat pada kepentingan perempuan. Jadi ketiga konsep tersebut memang saling terkait dan saling mendukung sama lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar